Rabu, 26 September 2007

momentum penuh warna...

Salam sejahtera untuk para pembaca. Dalam kesempatan ini saya ingin berbagi pengalaman yang sangat terkesan di hati saya yang tidak akan pernah saya lupakan.

Kira-kira 2 tahun yang lalu selepas saya bersama rakan-rakan selesai mengikuti ujian nasional, kami merencanakan dan mengadakan sebuah acara perpisahan untuk mengenang kenangan-kenangan indah yang pernah kami alami bersama, baik pun suka maupun duka. Acara perpisahan ini diadakan terutama kerana tidak lama kemudian sebagian besar rakan-rakan akan berpindah tempat ke luar kota untuk melanjutkan pendidikan mereka. Oleh sebab itu, acara perpisahan ini ialah acara di mana kami dapat berkumpul bersama buat terakhir kali untuk berkongsi cerita dan pengalaman.

Acara ini kami adakan di sebuah pantai bernama "Nongsa Point Marina". Kami menyewa sebuah villa untuk diinapi selama dua hari satu malam.



Pada pagi hari acara perpisahan tersebut, kami berkumpul dahulu di sekolah kemudian berangkat bersama-sama menuju tujuan kami yang cukup jauh. Bapak ibu rakan-rakan yang baik dan ramah bersedia untuk mengantar kami ke tempat tujuan kami.

Kami bersyukur sebab cuaca sangat mendukung perencanaan kami ini. Setiba di pantai yang indah menawan itu, kami segera menyerbu ke villa sewaan kami yang bertempat di atas bukit. Villa tersebut cukup luas namun kamar tidur villa tersebut tidaklah mampu menampung jumlah kami yang mencakup dua puluhan orang. Akhirnya setelah dibincangkan, kami sepakat bahawa semua lelaki akan tidur di ruang tamu.



Namun, hari yang ditetapkan sebagai hari acara perpisahan kami ini serasa tidak tepat. Guru darjah kami tidak dapat menghadirkan diri dalam acara ini sebab beliau mempunyai urusan yang menghalanginya. Oleh kerana itu, kami tidak mempunyai makanan untuk disantap. Untung sahaja salah satu rakan kami mendermakan dua kotak mi cawan yang kini menjadi santapan kami selama dua hari.


Supaya tidak kelaparan, sebagian rakan saya yang membawa alat pancing bergegas menuju pantai untuk menangkap ikan agar dapat kami makan. Dari pengalaman ini juga saya dapat mempelajari cara untuk memancing ikan, ternyata tidaklah mudah. Memancing ikan serasa suatu ajang kesabaran. Akhirnya berkat kerja keras, kami berhasil membuahkan 7 ekor ikan untuk dimasak.

















Sesampai kembali di villa, kami bergegas ke dapur. Di situ telah disediakan berbagai macam peralatan memasak. Namun, bencana demi bencana terus menuruni kami. Kami tidak mempunyai minyak untuk menggoreng ikan-ikan tersebut. Usaha kami sia-sia. Kini kami hanya dapat bergantung pada mi cawan.

Malam telah tiba. Tampak sekumpulan lelaki sedang serius menonton pertarungan bola sepak World Cup tingkat seperempat final. Kerana kamar tidur telah penuh ditiduri oleh rakan-rakan yang lain, kami terpaksa berdiam di ruang tamu. Kami berencana untuk bergadang semalaman sambil menonton pertarungan bola sepak. Saya yang sedang berjuang melawan kekantukan akhirnya berhasil melewatkan malam tanpa tidur. Tetapi, selepas pukul 7 pagi saya tidak dapat menahan kelelahan saya lagi dan akhirnya saya terjun ke dalam mimpi indah saya.

Ketika saya kembali sedar, kira-kira sudah pukul 10 pagi. Saya segera mandi dan mengepak barang-barang saya. Dalam waktu dua jam kemudian kami harus telah meninggalkan villa tersebut. Akhirnya, setelah menghabiskan mi cawan, kami meninggalkan villa tersebut, di mana kami menghabiskan kenangan terindah kami selama ini. Kami bergegas pulang.




Peristiwa ini berkenang sangat dalam hatiku. Hingga sekarang saya masih mengingat perincian tiap kegiatan yang kami lakukan. Saya sangat merindukan kelas saya yang paling berkesan di hati saya ini. Sekarangpun juga, kami sedang merencanakan acara reuni kami di mana kita dapat kembali dipersatukan untuk berbagi pengalaman selama ini. Saya berharap hari yang satu ini dapat segera tiba.



Tidak ada komentar: